Pages

Kamis, 28 Juli 2011

Jaga brake fluid dari air

Merawat sistem pengereman mobil tidak boleh mengabaikan kondisi minyak rem. Salah satu problem yang bisa mengurangi peforma kerja minyak rem adalah kontaminasi air. Lebih-lebih karena minyak rem bersifat hygroscopic yaitu mudah menyerap uap air bila kontak dengan udara. Kontak dengan udara bisa terjadi kapan saja, mulai dari awal membuka wadah minyak rem, hingga penyusupan udara karena seal yang kurang rapat di antara komponen sistem pengereman mobil.
“Disarankan, ketika beli minyak rem, jangan dibuka dulu kalau belum akan dipakai. Buka cap-sih boleh saja tapi janga seal-nya. Karena begitu terbuka, minyak rem ini akan kontak dengan udara. Jadi ketika dibuka harus langsung dipakai seluruhnya, jangan disisakan untuk dituang lagi dilain hari,” kata Hendrik K. Widjaja, B.Eng, Assistant General Manager PT Dirga Buana Sarana, produsen minyak rem Fuji Super Heavy Duty DOT 3.
Uap air juga bisa menyusup masuk karena pemilik mobil ‘rajin’ melongok minyak rem di reservoir, minyak rem jadi sering kontak udara luar. Tapi membuka tutup reservoir tidak dilarang. Misal menambah volume minyak rem yang berkurang.
Mengetahui kandungan air pada minyak rem tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan hanya bisa dilakukan dengan alat tes. Uap air ini menurunkan titik didih minyak rem. Semakin rendah titik didih, semakin rendah pula kemampuanya. Seperti diketahui, minyak rem bekerja pada suhu tinggi. Minyak rem DOT misalnya, harus bisa beroperasi diatas 205 derajad Celcius tanpa mendidih. Titik didih minimum yang dijinkan 140derajad Celcius. Dibawah itu harus diganti.
Menurut Iwan Abdurahman head of Publication & Material Control Section, Training Department, PT Toyota-Astra Motor, pada minyak rem, misalnya DOT 3 munculnya kandungan air 1 – 2 persen setelah dipakai setahun masih dalam batas normal. Diatas itu, tiga persen saja, peforma minyak rem bisa turun hingga 30%. Efeknya, menurut Iwan, rem agak ngeblong alias pedal rem harus di injak lebih dalam atau malah dikocok untuk memampatkan udaranya dulu. Pada rem dengan ABS, tekanan yang berlebihan akan membuat kerja alat ini tidak maksimal.
Hendrik menyarankan, untuk meminta bengkel melakukan pemeriksaan dengan wet boiling point tester untuk mengetahui dengan presisi titik didih minyak rem. “Pengetesan dilakukan secara berkala setiap tahun sekali, dengan syarat seluruh sistem pengereman bekerja baik,” katanya. Dia menyarankan segera mengganti komponen sistem pengereman yang rusak. “Biasanya karena minyak rem yang kurang bagus mutunya.”
Pengujian dengan wet boiling point tester ini juga bisa dipakai untuk mengetahui apakah minyak rem masih aman dipakai atau harus diganti. “Jika titik didihnya masih diatas 140 Celcius, masih oke. Tapi untuk amannya, dikuras tiap 1- 1.5 tahun,” sarannya.
Tapi jangan terlalu panik. Menurut pengalaman Iwan yang sudah bertahun-tahun bergelut dengan problem mobil, isu rem bermasalah gara-gara air belum pernah ditemuinya. “Mungkin karena cuaca kita gak terlalu basah, dan panas terus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar